Yap, it's true.
Hari ketiga ku telah menemukan jawabannya.
Well, ini bukanlah trik bagaimana naik busway dengan nyaman dan aman. Saran-saran di bawah ini, tidak dianjurkan untuk diterapkan. Hanya sebagai pengubah mindset untuk terus berfikir positif.
1. Gue cuma anak magang. Keterlambatan gue tidak akan mempengaruhi produktivitas kantor, juga ngga akan memotong gaji atau bonus gue karena emang gue ngga digaji.
2. So, saat sampai di halte tj, tunggulah penumpang lain buat naik duluan. Tunggu dan sabarlah hingga penumpang yang mengantri di depan pintu keberangkatan sepi. Tapi, bukan berarti gue akan telat. Percaya ama gue, gue hanya sekali telat sampe kantor. Jangan biasakan telat ya guys. Well, terkadang klo waktu kedatangan antara satu tj dengan tj lainnya cukup lama, penumpang akan menumpuk. Just watch it dan tersenyumlah :)
3. Setelah gue perhatikan, ternyata mereka yang berdiri desek-desekkan di depan pintu keberangkatan adalah mereka yang males berdiri di dalem tj. Ckckckk...
4. You are youth, strong and care. Yup, dari saran nomer 2 berarti lu ngga akan dapet tempat duduk. So whatt??!! That's not problem for us. Kita masih muda guys. Ngga ada salahnya berdiri dua tiga jam sambil tangan lu bergantungan di tj. Yaa percaya aja klo itu berguna buat kesehatan lu. Anggap aja itu olahraga guys. Yaa,,, walaupun dua tiga hari pertama badan gue pada pegel semua. Remukkk . ..
5. But, klo lu maksain duduk, pada akhirnya lu akan tetap berdiri. Karena yang diutamakan duduk adalah ibu hamil, ibu yang menggendong balita, lansia, dan penyandang cacat. Well, karena gue bukan salah satu dari mereka, berarti gue ngga punya hak penuh untuk duduk. Ok, fine!
6. Ini yang terakhir tapi juga yang paling menguatkan gue. Gue cuma anak magang yang akan berakhir 19 Juli nanti. Klo gue ngga tahan dengan semua keadaan ini, gue cukup melihat sekeliling gue. Melihat mereka yang sudah beberapa tahun ke belakang merasakan hal ini. Lihatlah mereka yang beberapa tahun ke depan akan tetap merasakan hal yang sama.
Guys, magang bukan sekedar apa yang lu kerjain di kantor.
Lebih dari itu, setiap pembelajaran akan hadir mengikuti setiap langkah.
Ilmu itu tetap berada dalam radius ratusan meter jauhnya darimu.
Tinggal bagaimana kita mau membuka mata dan mengamatinya lebih jauh.
Bagaimana kita membuka hati untuk menerima dan mensyukurinya.